Selasa, 25 Mei 2010

SHOPPING HEMAT

Memilih tempat belanja yang tepat boleh jadi adalah langkah pertama untuk hemat berbelanja. Tapi bukan hanya faktor tempat saja yang bisa mempengaruhi hemat atau tidaknya shopping kita. Terkadang pemilihan waktu yang tepat untuk belanja juga bisa menjadi faktor yang menentukan.

Oke, sekarang kita bicarakan satu persatu bagaimana pemilihan tempat dan penetuan waktu belanja bisa ikut menentukan seberapa hemat Anda berbelanja.

Tempat
Kalau saya ditanya dimanakah tempat yang paling hemat untuk belanja, saya tentunya akan menjawab, belanja di pabriknya langsung. Tapi sayangnya, hampir tidak mungkin belanja langsung ke pabriknya dan mendapatkan “harga pabrik” karena bagi pabrik hal itu tentunya tidak efisien untuk melayani setiap konsumennya di pabrik.

Kalau begitu, cari tempat yang sedekat mungkin dengan pabriknya atau produsennya. Biasanya, semakin dekat dengan produsen akan semakin murah. Dekat disini tentunya bukan berarti jaraknya yang dekat, melainkan jalur distribusinya yang dekat. Dalam arti harga di agen atau toko grosir pasti lebih murah daripada harga di toko, dan harga di toko biasanya juga lebih murah dari harga di pengecer.

Tapi rumusan ini tidak selamanya bisa dipakai. Karena terkadang ada juga tempat belanja yang bisa dapat barang langsung dari pabriknya tapi bisa lebih mahal daripada toko yang harus beli melalui agen. Hal ini tergantung dengan efisiensi di toko tersebut. Semakin efisien suatu toko, semakin sedikit juga ia mengambil untung. Contohnya adalah toko di pasar tradisional yang terkadang bisa lebih murah dari pada toko grosir. Apalagi kalau pintar menawar, bisa beruntung dapat setengah harga dari yang ditawarkan.

Satu lagi tempat belanja yang bisa lebih murah dari yang lainnya adalah kawasan belanja yang menjadi pusat penjualan suatu produk tertentu. Misalnya pasar Tanah Abang untuk produk garment dan tekstil, dan kawasan Glodok untuk barang-barang elektronik. Sedangkan untuk mendapatkan handphone dengan harga miring, kita bisa datang ke Roxi sebagai pusat penjualan handphone. Pusat penjualan ini bisa menawarkan harga yang lebih murah karena bisa dikatakan sebagian besar pedagang berkumpul disana. Karena banyak pedagang, mau tidak mau mereka akan menetapkan harga semurah mungkin agar bisa bersaing dengan pedagang lainnya.

Waktu
Walaupun sudah dapat ke tempat yang hemat untuk belanja, bukan jaminan bahwa kita bisa benar-benar berhemat dengan kantong belanjaan kita. Karena walaupun tempat belanjanya sudah menawarkan harga yang murah, tapi kalau kita mudah tergoda untuk belanja di luar keperluan, maka belanja kita sudah tidak bisa lagi dibilang hemat.

Karena terkadang, bukan hanya tempat yang menentukan hemat atau tidaknya belanja kita. Selain faktor tempat, faktor waktu juga ternyata berperan dalam upaya penghematan. Kalau belanja di waktu yang tepat, kita mungkin bisa dapat barang yang berkualitas dengan harga miring. Tapi kalau belanja di waktu yang tidak tepat, bisa jadi bukannya hemat yang didapat malah boros yang terjadi.

Untuk menentukan waktu yang tepat untuk belanja barang-barang tertentu, terkadang kita harus tahu musimnya. Contoh sederhana adalah ketika ingin membeli buah-buahan, produk ini harganya naik atau turun seiring dengan musimnya. Kalau Anda ingin membeli buah-buahan untuk di rumah, pilihlah buah-buah yang sedang musim. Biasanya pusat perbelanjaan atau toko menawarkan harga khusus untuk buah yang sedang musimnya.

Beda halnya dengan membeli pakaian. Untuk membeli pakaian, justru hal sebaliknya yang terjadi. Jangan ikuti musim. Pakaian justru didiskon ketika musimnya sudah lewat. Hal ini mungkin terlihat jelas di negara dengan 4 musim. Disana, pakaian hangat diobral habis jika musim dingin sudah berlalu. Dan pakaian musim dingin pun didiskon besar-besaran begitu salju sudah mencair.

Bagaimana dengan di Indonesia? Walau tidak seekstrim itu, tapi prinsipnya sama saja. Mungkin bukan musim dalam arti cuaca yang mempengaruhi tapi musim dalam arti mode. Ada kebijakan tertentu dari toko pakaian untuk mendiskon jenis pakaian tertentu karena sudah mulai ketinggalan mode. Padahal, mode bagi sebagian masyarakat adalah nomor tiga ketika membeli pakaian. Nomor satunya adalah harga, dan nomor duanya adalah kualitas.

Ada satu kebiasaan dari pedagang yang unik yang bisa kita manfaatkan untuk mendapatkan barang bagus dengan harga murah. Yaitu kebiasaan untuk memberi penglaris dan penghabis untuk barang-barang yang bisa ditawar. Biasanya pedagang memberikan diskon khusus untuk konsumen mereka di pagi hari sebagai penglaris. Dan mereka juga terkadang memberikan diskon khusus untuk yang pembeli terakhir yang menghabiskan barang dagangannya di hari itu. Tapi ingat, hal ini cuma berlaku untuk produk yang cepat rusak dan dijual harian seperti bahan makanan, sayuran dan kue basah.

Kalau ada waktu yang baik untuk belanja tentunya juga ada waktu yang buruk untuk belanja. Misalnya ketika lapar, hindari belanja ketika lapar. Karena rasa lapar akan menambah napsu belanja, terutama belanja produk makanan. Hindari juga belanja ketika bosan atau sedih. Karena kalau Anda bosan atau sedih, kemudian menjadikan belanja sebagai jalan keluar, biasanya Anda akan lebih banyak cuci mata dan window shopping. Dan hal ini bisa mendorong untuk belanja diluar kebutuhan.

Begitu juga kalau suasananya sedang tidak enak seperti kecapekan, kepanasan atau kedinginan. Karena kondisi tubuh yang tidak fit bisa membuat Anda tidak tenang belanja dan ingin segera pulang. Akhirnya Anda pun terburu-buru dan malas untuk menawar untuk memilih harga yang lebih murah. Inginnya transaksi cepat seleai dan segera pulang. Alhasil, masalah harga pun luput dari perhatian.

7 Tips belanja hemat

Tidak terasa, kadang belanja, kadang membuat kantong Anda menjadi "bolong". Tidak terkecuali wanita, kadang pria juga mengalami hal yang sama. Apalagi kalau melihat harga diskon gede-gedean menjelang hari raya. Rasanya sampai terbawa mimpi kalau tidak ikut memborong. Berikut ini tip's ringan agar belanja Anda tidak "lupa daratan".

1.Buatlah terlebih dahulu daftar barang belanjaan yang akan Anda beli. Maksudnya agar Anda membeli terlebih dahulu barang yang benar-benar menjadi tujuan utama Anda.
2.Bawalah uang tunai seperlunya sesuai dengan kebutuhan belanja Anda.
3.Hindarilah membawa kartu ATM, dan kartu kredit Anda.
4.Usahakan untuk mengisi perut sebelum pergi belanja. Hal ini untuk menghindari pengeluaran tambahan dengan makan diluar.
5.Jangan mudah tergiur dengan tulisan diskon, sale ataupun obral besar-besaran yang ada.
6.Manfaatkan layanan dan fasilitas yang diberikan pusat perbelanjaan seperti membership, point reward, dan lain-lain.
7.Setelah daftar barang terpenuhi, pastikan untuk pulang tanpa mampir-mampir ke tempat lain. Disisi lain hal ini akan menjaga Anda dari "lirikan" para penjahat.

Minggu, 23 Mei 2010

fenomena sendal karet


Jakarta - Jangan kaget jika Anda ke pusat perbelanjaan Senayan City (Senci), melihat ratusan orang berdiri berbaris. Bukan tanpa alasan mereka rela berjam-jam berdiri seperti itu. Sebuah sepatu-sandal, Crocs yang sedang diskon besar menjadi daya tarik mereka.

"Mulai hari ini, Senin-Jumat nanti. Kenapa ramai? Karena Crocs tidak pernah mengeluarkan diskon. Ini sebagai bentuk terima kasih kepada pelanggan," kata Public Relation Crocs Indonesia Erina Elprisdat saat ditemui.

Sepatu-sandal Crocs memang tengah dibanderol murah. Diskon yang ditawarkan pun sangat besar, mulai dari 15-70 persen dari harga awal yang bisa mencapai Rp 490 ribu. Sebuah hall di Senci yang terletak di lantai 8, secara khusus disewa hanya untuk memuaskan hasrat para penggila sepatu-sandal berlogo buaya itu berbelanja.

Pantauan detikcom, Senin (15/3/2010) sekitar pukul 11.55 WIB, ratusan pencinta Crocs itu mengular di sepanjang lorong Senci. Bahkan antrean ini terjadi sejak pukul 08.00 WIB. Meskipun gerai Crocs ada di lantai 8, antrean sudah terjadi sejak lantai 5. Padahal hari ini khusus hanya untuk pengguna kartu kredit HSBC. Sedangkan untuk umum baru bisa besok (16/3/2010) besok.

Di dalam hall itu sendiri sudah sangat ramai. Namun tidak bisa semua pengunjung bisa masuk ke dalam. Petugas keamanan sepertinya membatasi kuota yang ada. Jika ada satu pengunjung yang keluar, calon pembeli lainnya baru diperbolehkan masuk.

Pihak Crocs sendiri sudah menyiapkan 80 ribu pasang sepatu-sandal untuk antisipasi membludaknya pelanggan. Hari rabu (17/3/2010) mendatang, Crocs akan mengundang anak yatim piatu.

Kamis, 20 Mei 2010

Blackberry sudah menjadi gaya hidup


Anda pasti tahu BlackBerry bukan? Apalagi belakangan ini iklan tentang produk ini banyak bertebaran di media massa, maupun media luar ruangan.

Namun ada yang unik dengan BlackBerry di Indonesia. Perangkat yang harganya dimulai pada angka Rp 5 jutaan ini bukan lagi gadget untuk orang kantoran seperti peruntukannya di banyak negara. Juga bukan bisnis ceruk (niche market), tetapi sudah merambah ke massal.

“Desain awal BlackBerry adalah untuk (menunjang) bisnis, tetapi di Indonesia penggunaannya di bisnis hanya 30%. Tujuh puluh persennya di ritel. BlackBerry sudah menjadi lifestyle. Ini tidak terjadi di negara-negara lain,” tutur Joy Wahyudi (Director of Commerce, XL) sesaat sebelum penandatanganan kerjasama strategis antara XL dan Erafone di Jakarta pekan lalu.

“Jika jadi lifestyle, maka berubah menjadi handset biasa. Ini tidak terjadi di negara-negara lain. Bila akan (dijual) ritel, (akan) bersaing dengan handset-handset biasa yang ada di pasar,” tambah Joy.

Joy menceritakan, mayoritas pemilik BlackBerry menggunakannya untuk chatting dan ber-Internet, khususnya untuk ber-SMS. “SMS-nya gratis dan bisa one-to-many dalam bentuk chatting. User friendly. Keyboard-nya untuk ngetik enak. Kalau sudah pakai, pasti kecanduan,” katanya setengah berpromosi.

Menurut Joy, prospek pasar BlackBerry sangat bagus karena sifatnya yang lifestyle dan ada kebutuhannya. “Memang masih mahal, tetapi kualitasnya ada,” tandasnya.

Saat ini, distribusi BlackBerry masih mengandalkan komunitas. Untuk membantu mengembangkan pasar, khususnya di ritel, XL telah menggandeng Erafone yang akan menyediakan layanan penjualan handset BlackBerry termasuk seri 8100, 8120, 8707v dan 9000 (Bold) berikut aktivasinya di seluruh outlet Erafone.

Saat ini 11 outlet Erafone, 15 XL Center dan 7 mitra XL Gadgets Store sudah melayani penjualan BlackBerry dan Internet 3G-HSDPA XL. “Targetnya sampai tiga bulan ke depan, layanan BlackBerry dan Internet 3G-HSDPA sudah dapat dijangkau di 30 outlet Erafone

Rabu, 19 Mei 2010

Gaya Hidup Perkotaan


BELANJA bukan monopoli kaum perempuan. Para pria atau siapa pun akan berbelanja bila ia butuh sesuatu. Belanja menjadi identik dengan perempuan ketika sudah mengarah pada kebiasaan mengejar sale atau diskon. Tidak banyak kaum pria yang berkecenderungan mengejar obral atau diskon dibandingkan dengan kaum perempuan. Para pria, cenderung belanja sesuai dengan kebutuhan.

Psikolog Klinik Psikologi RS Al Islam Dra. Selly Mahliyani, M.Psi mengatakan, tren berbelanja memang selalu meningkat setiap menjelang akhir tahun seperti ini. Kendati begitu, adakalanya belanja tidak identik dengan mengejar potongan harga akhir tahun, tetapi sudah menjadi kebiasaan (candu) tertentu bagi seseorang.

Kebiasaan belanja mengejar diskon akhir tahun menurut Selly merupakan bagian dari gaya hidup perkotaan yang mengarah pada gaya hidup konsumtif. Seseorang membeli banyak barang hanya untuk memenuhi kepuasan. Padahal, belum tentu barang-barang tersebut diperlukan.

Belanja dan mengejar diskon menurut Selly masih tergolong wajar. Toh setiap individu pasti punya kebutuhan, dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut orang ingin mendapatkan harga terbaik dengan barang terbaik pula.

Belanja atau memburu diskon dapat dikatakan sudah tidak normal, bila dilakukan karena adanya dorongan di luar belanja. Misalnya saja, stres yang peiariannya terhadap belanja. "Kalau sudah begini, belanja bukan fokus tetapi penyerta saja dari persoalan yang sesungguhnya," ujar Selly.

Kecanduan belanja pada tingkat normal, tidak perlu dikhawatirkan, toh pada saat uang sudah tidak ada, orang tidak akan terus berbelanja. Yang parah, bila uang cash sudah tidak ada, orang lari pada kartu kredit. Kalau satu kartu kredit sudah tidak mencukupi dan lari kepada banyak kartu kredit berikut, keadaan tersebut sudah menjadi masalah.

"Jadi penyembuhan orang gila belanja adalah kembali pada dirinya. Apa sebetulnya persoalan yang ada dalam benak orang tersebut," ujar Selly. Bila pemicunya sudah ditemukan, bisanya tidak akan lagi lagi meninggalkan kebiasaan belanja yang tidak jelas juntrungannya. "Saya sebut demikian karena seorang yang gila belanja biasanya sudah tidak jelas lagi apa yang dibelinya. Semua dibeli padahal saat sampai di rumah, semua barang itu tidak diperlukan. Kebiasaan belanja seperti ini yang harus diwaspadai," ujarnya.

Tidak ada terapi khusus yang dapat membantu mengembalikan seorang yang gila belanja untuk kembali normal, kecuali dicari dulu akar permasalahan yang menjadi penyebabnya. Atau alihkan perhatian dari keinginan terus berbelanja kepada aktivitas lain seperti olahraga, kesenian, kesehatan, sosial, dll. Dengan demikian, keinginan untuk menghambur-hamburkan uang untuk belanja dapat lebih direm.

Namun begitu, Selly menekankan pentingnya tekad bulat seseorang untuk berubah. Kalau dia hanya ingin pamer, menjadi bagian dari euphoria diskon, atau untuk kepuasan tertentu, Selly menyarankan segera menghentikannya. Sebab, mengejar gaya hidup seperti itu mahal. Bukan saja dari sisi materi tetapi juga nonmateri yang menyangkut ketenangan batin. Seseorang yang gila belanja baru akan puas dan merasa terselesaikan stresnya jika belanja. Padahal, cara-cara seperti itu hanya sesuatu yang "kosong" yang nantinya justru kembali lagi pada kebiasaan sama.

Mengejar diskon ataupun sale akhir tahun, wajar-wajar saja. Asalkan dengan perhitungan rasio yang benar. Sebab, adakalanya justru barang-barang yang diobral itu adalah barang-barang harganya dinaikkan terlebih dahulu.

"Jadi suka hati-hati dan tetap menjaga karakter serta hawa nafsu, saya kira akan menjadi sahabat terbaik saat Anda sedang berbelanja," ujarnya. (Eriyanti/"PR")*" SEORANG pengunjung memilih celana di salah satu toko di Jln. Cihampelas, Kota Bandung