Anda pasti tahu BlackBerry bukan? Apalagi belakangan ini iklan tentang produk ini banyak bertebaran di media massa, maupun media luar ruangan.
Namun ada yang unik dengan BlackBerry di Indonesia. Perangkat yang harganya dimulai pada angka Rp 5 jutaan ini bukan lagi gadget untuk orang kantoran seperti peruntukannya di banyak negara. Juga bukan bisnis ceruk (niche market), tetapi sudah merambah ke massal.
“Desain awal BlackBerry adalah untuk (menunjang) bisnis, tetapi di Indonesia penggunaannya di bisnis hanya 30%. Tujuh puluh persennya di ritel. BlackBerry sudah menjadi lifestyle. Ini tidak terjadi di negara-negara lain,” tutur Joy Wahyudi (Director of Commerce, XL) sesaat sebelum penandatanganan kerjasama strategis antara XL dan Erafone di Jakarta pekan lalu.
“Jika jadi lifestyle, maka berubah menjadi handset biasa. Ini tidak terjadi di negara-negara lain. Bila akan (dijual) ritel, (akan) bersaing dengan handset-handset biasa yang ada di pasar,” tambah Joy.
Joy menceritakan, mayoritas pemilik BlackBerry menggunakannya untuk chatting dan ber-Internet, khususnya untuk ber-SMS. “SMS-nya gratis dan bisa one-to-many dalam bentuk chatting. User friendly. Keyboard-nya untuk ngetik enak. Kalau sudah pakai, pasti kecanduan,” katanya setengah berpromosi.
Menurut Joy, prospek pasar BlackBerry sangat bagus karena sifatnya yang lifestyle dan ada kebutuhannya. “Memang masih mahal, tetapi kualitasnya ada,” tandasnya.
Saat ini, distribusi BlackBerry masih mengandalkan komunitas. Untuk membantu mengembangkan pasar, khususnya di ritel, XL telah menggandeng Erafone yang akan menyediakan layanan penjualan handset BlackBerry termasuk seri 8100, 8120, 8707v dan 9000 (Bold) berikut aktivasinya di seluruh outlet Erafone.
Saat ini 11 outlet Erafone, 15 XL Center dan 7 mitra XL Gadgets Store sudah melayani penjualan BlackBerry dan Internet 3G-HSDPA XL. “Targetnya sampai tiga bulan ke depan, layanan BlackBerry dan Internet 3G-HSDPA sudah dapat dijangkau di 30 outlet Erafone
0 komentar:
Posting Komentar